Kampanye Dekarbonisasi Industri sudah dilakukan sejak lama, tetapi apakah sudah diterapkan oleh seluruh Industri yang ada? Mari kita ulas bersama mengenai dekarbonisasi industri dan bagaimana industri memulai.
Industri merupakan mesin pertumbuhan dan kemakmuran ekonomi yang menghasilkan sekitar seperempat PDB global. Tetapi industri memberikan 30% emisi dunia yang muncul dari produk-produk yang digunakan sehari-hari.
Upaya Pemerintah dalam mendorong industri untuk melakukan transisi energi masih cukup menantang, dikarenakan masih banyak industri yang memanfaatkan energi fosil dalam proses operasional produksi.
Mengutip dari Antara, hanya ada 23% industri yang menggunakan energi listrik, 76% industri masih menggunakan energi batubara dan bahan bakar minyak. Tentu ini masih menjadi PR bagi pemerintah dan industri untuk segera menuju Net Zero Emission (NZE) di 2060.
Setiap industri harus lebih komitmen dalam untuk melakukan dekarbonisasi industri, sehingga dapat membantu pemerintah untuk mengurangi emisi karbon. Memang masih banyak kendala bagi banyak perusahaan dalam mengadopsi dekarbonisasi seperti minimnya informasi, pengetahuan terkait proses transisi, dan akses untuk energi bersih dan berkelanjutan.
Baca Juga Limbah Industri dan Cara Pengelolaan Limbah Industri
Tiga Tahapan Prioritas Dekarbonisasi Industri
Ada tiga tahapan prioritas yang mungkin bisa dijalankan industri untuk melakukan dekarbonisasi industri sejak saat ini untuk pertumbuhan berkelanjutan.
Teknologi Berkelanjutan dan Berdaya Saing
Teknologi menjadi tulang punggung ekonomi saat ini. Seluruh industri sudah mulai memanfaatkan teknologi dalam berbagai sektor operasional. Tetapi dalam melakukan pengurangan karbon, belum banyak industri yang melakukannya.
Proses ini memang agak sulit dan masih sedikitnya Sumber Daya Manusia yang mampu melakukannya. Seperti halnya penggunaan teknologi untuk barang display atau contoh, dibandingkan menggunakan barang yang hampir mirip dan jika sudah ada model terbaru, barang tersebut hanya menjadi limbah saja.
Untuk mengurangi itu, sebaiknya pabrik manufaktur menciptakan produk 3D untuk barang display yang memiliki desain menarik. Tampilan 3D bisa menjadi solusi untuk pengurangan limbah industri. Selain itu, cara ini juga menjadi kunci untuk mengurangi emisi pengiriman barang ke store yang digunakan. Dengan teknologi cloud, bisnis sudah mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan.
Mengatasi Emisi Supply Chain

Source: Industry today.com
Menurut Environmental Protection Agency Rantai Pasok menyumbang 90% gas rumah kaca. Tetapi mengurangi emisi pada supply chain untuk melakukan dekarbonisasi industri bukan hal mudah, karena masih banyak perusahaan yang kurang transparan terhadap pemasoknya.
Disinilah perlunya sinergi antara perusahaan dengan para pemasok dengan bekerjasama dalam mengembangkan strategi untuk mengurangi gas rumah kaca. Tetapi masih banyak perusahaan yang mengalami tantangan besar dalam menerapkan ini.
Melakukan sinergi antar perusahaan mengenai emisi bukan hal mudah. Dibalik masih banyak perusahaan yang belum mampu melakukan adopsi inovasi untuk melakukan dekarbonisasi industri.
Kebijakan Cerdas
Kebijakan dan regulasi menjadi kunci untuk mempercepat dekarbonisasi Industri. Perubahan iklim terlalu cepat dan tidak dapat ditangani sendiri, baik oleh Negara, Industri, dan manusia. Pembuat kebijakan dan industri perlu bekerjasama untuk mempercepat transformasi tersebut.
Negara-negara Eropa, Cina, dan Amerika Serikat sebagai penyumbang emisi terbesar di dunia telah sepakat untuk mampu mengurangi emisi dalam 2050. Mereka lebih cepat daripada Indonesia yang memiliki target di 2060.
Kebijakan menjadi sangat perlu disesuaikan untuk mendorong industri menggunakan teknologi ramah lingkungan dan juga pengurangan jumlah karbon dalam proses produksi. Sehingga bisa terapkan di segala sektor.
Mengapa Dekarbonisasi Industri Penting?
Tentu banyak pertanyaan yang muncul bahwa apakah dekarbonisasi penting? Ilmu pengetahuan telah memberikan informasi mengenai kenaikan suhu bumi sekitar 1,1°C dibandingkan tahun 1800-an dan emisi masih terus meningkat.
Untuk menjaga pemanasan global tidak lebih dari 1,5°C sebagaimana yang sudah termaktub dalam perjanjian Paris, emisi perlu dikurangi sebanyak 45% di 2030 dan bersih di tahun 2050.
Bagaimana Dekarbonisasi Industri dilakukan?
Masa transisi ke NZE memang masih memberatkan beberapa dunia industri. Karena biaya peralihan yang cukup tinggi. Tetapi ini menjadi bagian untuk transformasi industri dalam memproduksi, mengkonsumsi, dan bergerak. Mengganti sumber polusi bahan bakar fosil seperti batubara, gas, dan minyak dengan energi terbarukan menjadi kunci untuk pengurangan karbon.
Baca Juga: Penanganan dan Monitoring Limbah Industri Semen
Kesimpulan
Mencapai dekarbonisasi industri bukan menjadi hal mudah, banyak tantangan yang dihadapi oleh industri dan komitmen industri dalam menjalankannya. Selain itu, perlu kolaborasi antar pihak yang erat dengan kebijakan yang cerdas.
Kabar baiknya, teknologi saat ini menjadi kunci untuk mempercepat laju pengurangan emisi. Teknologi mampu menjadi bagian untuk efisiensi, produktivitas, transparansi, dan membuka jalan untuk masa depan yang lebih baik dengan nol emisi. Sehingga lingkungan menjadi lebih bersih.
Dapatkan uji dan analisa lingkungan dengan PT Advanced Analytics Asia (A3) Laboratories untuk menerapkan lingkungan yang lebih baik.
Related