News & Update

Mengukur tingkatan pencemaran lingkungan

4 Tingkatan Pencemaran Lingkungan yang Perlu Diketahui

Masalah lingkungan terjadi akibat dari aktivitas manusia yang secara sadar atau tidak sadar merusak lingkungan itu sendiri. Kerusakan lingkungan menjadi efek berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Setiap pencemaran lingkungan memiliki tingkatan berdasarkan keparahannya, sehingga terdapat tingkatan pencemaran lingkungan yang bisa diukur dengan kondisi rusaknya lingkungan tersebut. 

Perubahan lingkungan tentu akan mempengaruhi keseimbangan lingkungan yang menimbulkan efek berbahaya terhadap ekosistem di sekitar. Baik itu aspek biologis maupun aspek fisik. Terdapat masalah lingkungan utama, terutama pada pencemaran udara, tanah, air, maupun suara. Serta pencemaran sampah yang ditimbulkan dari aktivitas rumah tangga. 

Pencemaran lingkungan memang tidak melulu disebabkan oleh aktivitas industri ataupun manusia. Karena, ada beberapa pencemaran lingkungan yang terjadi akibat dari kejadian alami, seperti kebakaran hutan dan meletusnya gunung berapi. Tetapi sebagian besar kerusakan lingkungan disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama aktivitas industri. 

Jenis Pencemaran

Sebelum membahas mengenai tingkatan pencemaran, kita juga perlu mengetahui jenis-jenis pencemaran yang terjadi di lingkungan sekitar. Ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh industri dan juga masyarakat, bagaimana nantinya industri bisa lebih aktif untuk mengurangi pencemaran. 

Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah masuknya partikel dan gas ke dalam udara. Partikel dan gas dengan berbagai jenis yang menyebabkan udara tercemar. Partikel dan gas akan masuk ke dalam atmosfer, sehingga membuat udara tercemar. Pencemaran udara disebabkan dari aktivitas industri, kendaraan bermotor, maupun pembakaran sampah yang tidak ramah lingkungan.

Baca Juga: 5 Dampak Pencemaran Udara bagi Manusia dan Lingkungan

Pencemaran Air

Jenis pencemaran selanjutnya adalah pencemaran air. Pencemaran air merupakan tercemarnya sumber air, baik itu sungai, danau, maupun laut. Tercemarnya air disebabkan pembuangan limbah cair industri ke sumber. Terkadang limbah cair yang dibuang oleh industri atau manusia tidak melalui proses pengolahan yang baik, sehingga masih ada partikel yang merusak ekosistem sumber air.

Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah mungkin jarang sekali terdengar, selain dua pencemaran diatas lainnya.

Pencemaran tanah memang tidak banyak disebabkan oleh aktivitas industri, melainkan aktivitas pertanian yang dilakukan oleh para pelaku pertanian. Dimana disebarnya pestisida untuk memberantas hama pada tanaman menjadi salah satu pemicu pencemaran tanah. 

Pestisida memiliki kandungan kimia yang dapat merusak kandungan tanah.

Pencemaran Suara

Banyak yang tidak mengetahui, bahwa suara yang dihasilkan dari aktivitas industri menjadi pencemaran. Selain dari aktivitas industri, pencemaran udara disebabkan kebisingan lalu lintas ataupun konser musik. Suara yang keras dapat menyebabkan gangguan kesehatan kepada manusia maupun satwa.

Tidak hanya di darat, di laut pun dapat menyebabkan kebisingan. Kebisingan tersebut ditimbulkan dari aktivitas lalu lintas kapal yang mengganggu kehidupan paus dan lumba-lumba.

Tingkatan Pencemaran

Apa saja Tingkatan Pencemaran Lingkungan

Source: Pexels.com

Pencemaran sendiri memiliki tingkatan atau level yang perlu ditindaklanjuti. Ada beberapa tingkatan pencemaran lingkungan, mengutip dari dlh.semarangkota.go.id, ada beberapa kategori pencemaran:

Level Pertama

Tingkatan pencemaran lingkungan level pertama, merupakan pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian bagi lingkungan, manusia, dan satwa. Baik itu dari sisi polutan maupun kontaknya dengan lingkungan.

Level Kedua

Pada tingkatan pencemaran level kedua ini, adanya pencemaran yang menimbulkan masalah pada bagian tubuh manusia, seperti iritasi ringan pada manusia serta alat vegetatif lainnya. Pencemaran tingkat kedua juga menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem lainnya.

Level Ketiga

Pencemaran level ketiga, merupakan pencemaran yang sudah menimbulkan reaksi cukup fatal pada tubuh manusia dan dapat menyebabkan penyakit kronis.

Level Keempat

Level keempat menjadi pencemaran yang sudah cukup parah, hingga mampu menyebabkan kematian pada manusia maupun hewan. Pencemaran level keempat ini terjadi akibat tingginya polutan yang mencemari lingkungan.

Baca Juga: Ancaman Limbah Industri Pulp dan Kertas

Pengendalian Pencemaran

Proses pengendalian pencemaran lingkungan sudah dilakukan bertahun-tahun, mulai dari tingkatan lokal, nasional, hingga internasional di seluruh negara dunia. Bahkan seluruh negara sudah membuat perjanjian untuk mengurangi zat emisi yang berdampak pada lingkungan. 

Upaya pengendalian pencemaran lingkungan sudah dilakukan dengan banyak cara, tetapi masih banyak hambatan yang ditemukan dilapangan. Tentu karena masih banyak pihak-pihak yang tidak mau mengikuti regulasi-regulasi dari Pemerintah. Sehingga masih terjadinya banyak pencemaran lingkungan, baik yang dilakukan oleh industri maupun masyarakat biasa. 

Jika industri perlu melakukan uji dan monitoring lingkungan, bisa menggandeng Laboratorium Lingkungan yang sudah terakreditasi, seperti PT Advanced Analytics Asia Laboratories. Hubungi tim kami untuk melakukan pengendalian lingkungan.

Melakukan Pengujian Air Limbah Industri secara tepat dan akurat

Proses Pengujian Air Limbah Industri oleh Laboratorium Lingkungan

Pengujian air limbah perlu dilakukan secara rutin oleh industri untuk mengetahui kadar air limbah yang dihasilkan dari setiap aktivitas bisnis. Industri bisa menggandeng pihak eksternal, seperti Laboratorium Lingkungan untuk melakukan pengujian air limbah. Pengujian air limbah industri diatur dalam regulasi Pemerintah yang diawasi cukup ketat. Oleh sebab itu, industri tidak boleh abai dalam tahap ini.

Proses pengujian air limbah sangat perlu dilakukan oleh industri untuk mengetahui, apakah wilayah industri mengalami pencemaran air atau tidak. Untuk proses pengujian pun sudah diatur dalam peraturan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 37 Tahun 2003 Tentang Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan.

Dalam melakukan pengujian, industri perlu menggandeng Laboratorium Lingkungan. Salah satu Laboratorium Lingkungan yang bisa menjadi pilihan bagi industri adalah PT Advanced Analytics Asia (A3) Laboratories yang sudah mendampingi lebih dari 1000 Industri di seluruh Indonesia dalam melakukan pengujian lingkungan, termasuk pengujian air limbah. 

Metode Pengambilan Air Limbah Berdasarkan SNI 6989.57:2008

Pada SNI 6989.57:2008, dijelaskan secara lengkap tata cara pengambilan air limbah, contoh pengambilan berdasarkan sumber air, dan sesuai dengan parameter yang akan diuji. 

Pengujian Kualitas Air Secara Umum

Cara Pengambilan dilakukan dengan tahapan:

  • Penguji mengambil sampel air menggunakan alat pengambil sesuai dengan keadaan sumber air. 
  • Penguji harus membilas alat pengambil sampel dengan air yang akan diambil, sebanyak tiga kali. 
  • Ambil sampel air sesuai pada peruntukan pengujian analisis dan campurkan dengan penampung sementara, lalu homogen-kan. 
  • Air pengujian yang sudah diambil, perlu dimasukan ke dalam wadah yang sesuai peruntukan.
  • Penguji akan segera melakukan pengujian untuk mengecek parameter suhu, kekeruhan, daya hantar listrik, pH, dan oksigen terlarut. Hal ini dikarenakan parameter tersebut dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan.
  • Penguji akan mencatat hasil analisa dari sampel air yang sudah diambil pada buku khusus.
  • Pengujian sampel air di Laboratorium dilakukan dengan melakukan pengawetan.

Untuk sampel air yang akan diuji kandungan senyawa organiknya dan logam runutan-nya, maka penguji tidak perlu melakukan pembilasan pada alat pengambil sampel tersebut. Tetapi menggunakan botol bersih siap pakai. 

Apabila pengambilan sampel air dilakukan secara merawas, maka penguji akan mengambil sampel dari Hilir.

Baca Juga: Pentingnya Rutin Melakukan Pengolahan Air Limbah 6 Bulan Sekali

Pengambilan Sampel untuk Pengujian Oksigen

Pengujian air limbah, pengambilan sampel akan dilakukan dengan cara-cara berbeda. Untuk menguji parameter oksigen. Adapun langkah yang perlu dilakukan adalah:

  • Menggunakan Alat DO langsung
  • Gunakan alat
  • Nilai oksigen akan terbaca secara langsung

Cara Umum:

Pengukuran dilakukan dengan cara:

  1. Siapkan botol KOB yang bersih dengan volume yang diketahui, dilengkapi dengan tutup asah
  2. Celupkan botol dengan hati-hati ke dalam air dengan posisi mulut botol searah dengan aliran air, sehingga air masuk ke dalam botol dengan tenang, atau bisa menggunakan sifon. 
  3. Isi botol sampai penuh dan hindarkan terjadinya turbulensi dan gelembung udara selama pengisian, lalu botol ditutup.

Cara Khusus:

Tahapan pengambilan air sampel dengan cara khusus dilakukan dengan cara:

  1. Siapkan botol KOB yang bersih dengan volume yang diketahui, dilengkapi dengan tutup asah
  2. Masukan botol ke dalam air alat khusus
  3. Ikuti panduan alat uji
  4. Alat pengambil sampel bisa segera ditutup, setelah terisi penuh

Pengambilan sampel untuk pengujian senyawa organik mudah menguap (Volatile Organic Compound; VOC):

  1. Saat melakukan pengambilan sampel uji, penguji harus menggunakan sarung tangan lateks terus digunakan. Tidak boleh menggunakan sarung tangan plastik atau sintetis.
  2. Saat mengambil sampel, sampel tidak boleh terkocok, untuk menghindari terjadinya aerasi. Aerasi adalah hilangnya senyawa volatil dalam sampel uji.
  3. Jika menggunakan alat bailer: 
    1. Tidak menyentuh bagian septa, buka vial VOC 40 mL dan masukan contoh secara perlahan ke dalam vial, hingga terbentuk convex meniscus di puncak vial.
    2. Tutup vial secara hati-hati dan tidak boleh ada udara masuk di dalam vial.
    3. Balikan vial, jika muncul gelembung maka sampel uji harus diambil ulang.
  4. Penguji akan memberikan label pada setiap vial, jika menggunakan botol bening akan dilakukan pembukusan menggunakan alumunium foil dan simpan di tempat pendingin. 
  5. Apabila air limbah mengandung residual klorin tambahkan 80 Mg Na₂₂₂SO3 ke dalam 1L
  6. Contoh VOC karena sifat volatil, maka pengambilan contoh dilakukan secara sesaat, bukan komposit.

Pengujian Air mengambil Sampel untuk Senyawa Aromatik dan Akrolein dan Akronitril

Pengujian air limbah industri, perlu dilakukan secara rutin

Source: Forbes.com

Tahapan pengambilan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Pengambilan sampel, dilakukan dengan mengisi vial setengah dan sisanya ditambahkan dengan asam sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
  2. Pengujian Akrolein dan Akronitril, dilakukan dengan mengatur pH 4-5
  3. Sampel Akrolein dan Akronitril harus dianalisa dalam waktu 3 hari setelah pengambilan sampel.

Pengambilan sampel Senyawa Organik

Pengambilan sampel untuk senyawa organik yang bisa diekstraksi dilakukan dengan cara: 

  1. Ambil sampel dengan Bailer
  2. Buka tutup botol gelas 1 L secara hati-hati agar tidak menyentuh bagian dalam tutup 
  3. Isi botol hingga 1 cm dari puncak botol
  4. Jika satu bailer tidak cukup untuk mengisi botol, tutup botol untuk menghindari kontaminasi sampel dan ambil kembali sampel, lalu lanjutkan pengisian botol
  5. Apabila sampel memerlukan analisa pestisida, pH sampel harus diatur sekitar 5-9 dengan menggunakan H₂SO₄ atau NaOH.

Baca Juga: Kenapa Air Limbah Domestik Perlu Diuji?

Pengujian Logam Terlarut

  • Bilas botol dan tutupnya dengan contoh yang akan dianalisa
  • Buang air pembilas dan isi botol sampel hingga beberapa cm di bawah puncak botol agar tersedia ruang untuk menambahkan pengawet dan melakukan pengocokan.

Pengujian Parameter Lapangan

Pengujian parameter air yang dapat berubah dengan cepat, perlu dilakukan secara langsung, antara lain; pH, Suhu, daya hantar listrik, klor, dan oksigen terlarut.

Kesimpulan

Jika Anda ingin melakukan pengujian air limbah, Anda bisa menggandeng Laboratorium Lingkungan seperti PT Advanced Analytics Asia (A3) Laboratories yang sudah mendapatkan sertifikat KAN dan SNI untuk pengujian air limbah. Dapatkan informasi layanan dari A3 Laboratories dengan klik disini.

Bagaimana Mengelola Limbah Makanan bagi rumah tangga maupun industri

Indonesia menjadi Negara Penghasil Limbah Makanan Terbesar

Membahas mengenai limbah dan pencemaran lingkungan, mungkin tidak saja membicarakan hasil atau bahan yang tidak terpakai dari kegiatan industri atau pabrik. Limbah juga bisa dihasilkan dari makanan yang terbuang. Data United Nations Environment Programme (UNEP) 2021, Indonesia menjadi penghasil limbah makanan terbesar mencapai 20.93 juta ton setiap tahunnya. Angka tersebut membuat Indonesia menjadi negara yang menghasilkan limbah makanan terbesar di ASEAN.

Meskipun begitu, jika menelisik data yang dimiliki oleh Statista.com, pada tahun 2020 Indonesia menjadi negara keempat di dunia yang menghasilkan sampah makanan. Diatas Indonesia terdapat Nigeria, India, dan China.

China menghasilkan 91.65 ton sampah makanan, India menghasilkan 68.76 juta ton, Nigeria 37.94 juta ton, dan Indonesia 20.94 juta ton. 

Fakta bahwa makanan diproduksi, namun tidak dimakan oleh manusia memiliki dampak negatif yang besar terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi. Diperkirakan limbah makanan menjadi penyumbang efek rumah kaca (ERK) sebesar 8-10% secara global. Angka tersebut tentu cukup besar. 

Disini peran masyarakat sebagai penghasil limbah makanan terbesar, maupun industri menjadi cukup penting. Mereka perlu melakukan langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi jumlah limbah makanan. Pemerintah juga perlu mengawasi secara ketat.

Baca Juga: Limbah Industri dan Cara Pengelolaan Limbah Industri

Sumber Limbah Makanan

Berbagai sumber mengatakan bahwa, limbah makanan yang terbesar merupakan hasil dari rumah tangga. Sumber lainya berasal dari industri jasa makanan. Tentu ini menjadi masalah bersama, ketika intensitas sampah makanan terbuang begitu saja di kalangan rumah tangga.

Menurut Laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), food loss dan food waste Indonesia selama 2000-2019 mencapai 150-184 kg per kapita per tahun, seharusnya dapat memberi makan 30-40% populasi masyarakat Indonesia. Jumlah tersebut setara juga dengan 4-5% GDP Indonesia.

Food Loss adalah bahan pangan yang terbuang dalam rantai pasokan dari petani hingga ke pasar. Hal ini disebabkan pengemasan yang tidak baik, hingga membuat bahan pangan terbuang dan tidak bisa dijual kembali. 

Tentu kondisi ini menjadi sebuah paradoks, sebab ada kesenjangan seperti produksi berkurang namun konsumsi menjadi limbah.

Mengurangi Limbah Makanan Rumah Tangga

Mengenal Limbah Makanan dan Kenapa menjadi Masalah Lingkungan

Limbah makanan menjadi salah satu penyumbang Efek Gas Rumah Kaca. Source: Petikine.com

Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa Indonesia menjadi negara penghasil limbah makanan tertinggi di Asia Tenggara di 2021. Masyarakat nusantara diprediksi membuang sekitar 77 kilogram/kapita setiap tahun. Angka tersebut tentu sangat memprihatinkan.

Begitu juga yang disampaikan oleh Deputi Bidang Kerawanan Pangan, Gizi, Badan Pangan Nasional Republik Indonesia, Nyoto Suwignyo pada Seminar di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta di Agustus 2022.

Nyoto mengungkapkan, lebih kurang terdapat 59,8 kg makanan per kapita per tahun yang terbuang secara sia-sia. Dimana, 28 kg berasal dari sampah rumah tangga dan sisanya bersumber dari non rumah tangga.

Jika dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini, jumlah makanan yang terbuang mencapai 16,3 juta ton. 

Diketahui, dari angka 59,8 kg per kapita tersebut 2,7 kg merupakan beras, 7,3 kg adalah sayur, 5 kg adalah buah, 2,8 kg tempe- tahu-oncom, selebihnya adalah daging, ikan, daging, dan lain-lain. 

Padahal untuk menghasilkan satu butir padi dibutuhkan waktu sangat lama sekitar 3-4 bulan. Dan hanya dibuang secara sia-sia.

Baca Juga: Penanganan Limbah Industri untuk Mengurangi Pencemaran

Langkah-Langkah Mengurangi Limbah Makanan

Selektif dalam Membeli Makanan

Hal pertama yang perlu dilakukan untuk mengurangi sampah makanan, dengan selektif dalam membeli makanan. Pastikan makanan yang Anda beli, benar-benar Anda butuhkan dan akan di makan oleh Anda atau pihak yang akan Anda berikan.

Anda juga bisa memilah mana makanan yang cepat busuk atau basi, dan mana yang awet. Jika cepat busuk dan basi, sebaiknya jangan membeli dalam porsi banyak. Anda beli secukupnya saja, agar tidak menjadi sampah di lain hari.

Berbelanja Dengan Bijak

Sampah makanan bisa dihasilkan dari makanan-makanan mentah, seperti sayuran, buah-buahan, daging, dan ikan. Anda bisa berbelanja secukupnya. Jangan sampai terdapat sisa yang membuat makanan tersebut menjadi busuk dan tidak bisa di konsumsi. Karena hal tersebut akan menjadikan makanan mentah menjadi limbah. 

Memasak Tanpa Resep

Menurut Chef di Institute of Culinary Education, Barbara Rich pernah menyatakan memasak dengan mengikuti resep sering menyisakan banyak sampah makanan. “Pikirkan mengenai makanan yang disukai untuk di masak. Dengan begitu Anda bisa menyimpan makanan yang di masak di lemari es dan membuat banyak makanan berbeda,” terangnya seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Menyimpan Makanan dengan Baik

Cara penyimpanan makanan dengan baik juga dibutuhkan untuk bisa menghindari makanan basi. Seperti buah dan sayur bisa di simpan di Kulkas dengan tetap menjaga suhu dengan baik. Jika Anda menggunakan makanan kaleng, setelah di buka, jangan menyimpan makanan dengan kaleng tersebut.

Makan Secukupnya

Ketika Anda sedang makan di luar seperti restoran atau cafe, Anda harus makan secukupnya. Jangan sampai terdapat sisa makanan yang hanya akan menjadi limbah makanan diluar sana. 

Mengurangi Limbah Makanan Industri Jasa Makanan & Pariwisata

Tidak hanya rumah tangga, limbah makanan dihasilkan dari industri jasa makanan dan pariwisata. Tak khayal, memang banyak Restoran, Cafe, Hotel yang membuang sisa makanan karena tidak dihabiskan oleh customer mereka.

Karena menurut data 31,8 kg/per kapita makanan dari Industri jasa makanan dan pariwisata terbuang begitu saja.

Limbah makanan merupakan biaya utama dari industri turisme dan hospitality. Pemerintah Inggris Raya memperkirakan nilainya berkisar 3 miliar Euro per tahun pada 2014. Nilai tersebut dihasilkan mulai dari persiapan dan masak 50%, sisa di piring konsumen 35%, dan penyajian atau penyimpanan 15%. Tiga kelompok limbah tersebut terdiri dari buah dan sayur, roti, dan daging. 

Ada riset yang dilakukan oleh Filimonau dan rekannya di 2021, sedikit makanan terbuang dalam rantai bisnis afiliasi. Fine dining lebih banyak terbuang di dapur. Sedangkan di layanan budget murah dan cepat lebih banyak makanan terbuang di piring. Perusahaan besar lebih sedikit membuang sisa makanan dari konsumen. Mereka lebih sukses dalam efisiensi layanan.

Bagaimana Industri Mengurangi Limbah Makanan

Limbah Makanan juga berasal dari Industri, baik itu Industri jasa makanan maupun pariwisata

Limbah makanan Industri. Source: Economictimes.indiatimes.com

Sejumlah hasil pemetaan yang dikutip dari Mongabay.co.id, ada faktor internal yang menyebabkan meningkatnya jumlah limbah makanan di antaranya pasifnya manajemen internal dalam keberlanjutan lingkungan tidak menjadi prioritas.

Padahal, industri bisa melakukan cara praktis dalam mengurangi food waste, diantaranya; pihak manajemen dapur harus mampu memperkirakan jumlah permintaan, meminta koki peduli terhadap lingkungan untuk mengurangi sisa makanan, dan menggunakan menu sesuai dengan yang tersedia.

Selain itu, beberapa cara juga bisa dilakukan dengan melakukan kolaborasi antara petani, industri, dan konsumen. 

Selain itu, industri juga bisa menggunakan beberapa referensi yang telah diterbitkan oleh Building and Understanding for Food Excess in Tourism (BUFFET) yang dikembangkan oleh The Asia Pacific Asia Travel Association (PATA). Ada juga referensi dari Sustainable Food Tools-ways Communicate with Guests, Universitas Vienna, Hotels Kitchens-Toolskit dari UNWTO, dan lainnya. 

Langkah lainnya yang bisa diambil industri dengan melakukan monitoring, seperti penggunaan kuantitas, komposisi makanan, ketersediaan sarana pemilahan, dan metode pengelompokan limbah untuk komposting.

Industri juga bisa melakukan pemilahan antara limbah padat, seperti penggunaan plastik, alumunium foil, kertas makanan, sisa minyak goreng, dan lainnya dengan tepat. Sehingga limbah bisa diminimalisir dengan baik.

Mengapa Limbah Makanan Menjadi Masalah Lingkungan?

Untuk setiap makanan terbuang, terdapat biaya lingkungan yang harus dibayarkan. Saat ini, sekitar 70% air tawar yang tersedia digunakan untuk mengairi tanaman dan menghasilkan makanan. Pengemasan dan pengangkutan makanan juga memerlukan air. Ketika makanan dibuang, maka air tersebut juga terbuang sia-sia. Jumlah air yang terbuang setara dengan 170 triliun liter atau 45 triliun galon air per tahun.

Menurut WHO, jumlah minimum air yang dibutuhkan setiap orang per hari 15.20 liter. Jika sebagian kecil dari air yang terselamatkan, hal tersebut dapat membantu menyediakan air bagi orang-orang di seluruh dunia.

Selain itu limbah makanan menjadi pemicu emisi gas rumah kaca. Saat mereka membusuk, ia menghasilkan gas rumah kaca yang disebut metana, yang lebih berbahaya dari CO2. Gas rumah kaca juga dikeluarkan dalam produksi dan transportasi makanan. Kelebihan jumlah gas rumah kaca metana, CO2, dan CFC menyerap radiasi infra merah dan memanaskan atmosfer bumi, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.

Para ilmuwan percaya, jika kita bisa mengendalikan limbah makanan, kita dapat mencegah 11% emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh sistem pangan.

Berbagai macam Limbah Industri Pulp & Kertas

Ancaman Limbah Industri Pulp dan Kertas

Pabrik kertas merupakan industri yang cukup populer di Indonesia. Banyak perusahaan kertas berasal dari Holding Company raksasa Indonesia. Selain itu, industri Pulp dan Kertas masih menjadi industri yang cukup menjanjikan. Namun, industri tersebut meninggalkan masalah limbah yang merusak lingkungan. Apa saja limbah Industri pulp dan kertas yang sering ditemui?

Industri kertas masuk dalam golongan industri penghasil produk kayu olahan dan turunannya, seperti pulp, paper, plywood, hingga furniture. Industri ini menjadi penopang ekonomi Indonesia. Hingga awal 2022, Indonesia memiliki 99 pabrik kertas yang tersebar di berbagai wilayah. 

Pertumbuhan Industri Kertas

Di saat Covid-19 melanda seluruh dunia, industri kertas masih memberikan hasil positif dengan pertumbuhan 2,1% secara global. Sedangkan di dalam negeri tumbuh 63% dalam rentang waktu 2017-2022.

Produktivitas industri pulp dan kertas tumbuh signifikan tak terlepas dari kondisi geologi Indonesia. Tanah Indonesia cukup baik sebagai pengembangan tanaman industri dibandingkan dengan negara lain. Sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat. 

Menurut Katadata, pada April 2021, industri pulp dan kertas menghasilkan Rp 101 triliun nilai ekspor dan menyerap investasi hingga Rp 8,22 triliun pada 2019. 

Baca Juga: Limbah Industri dan Cara Pengelolaan Limbah Industri

Masalah Lingkungan Pabrik Kertas

Ancaman Limbah Industri Pulp dan Kertas di Indonesia

Source: Liputan6.com

Meskipun menyumbang devisa yang cukup besar terhadap negara, Industri kertas dari pabrik-pabrik kertas yang ada menyumbang pencemaran lingkungan yang cukup besar. Industri kertas dianggap sebagai industri yang dianggap sebagai industri penyumbang pencemaran terbesar di dunia.

Pencemaran lingkungan dihasilkan dari proses produksi kertas. Berbagai bahan limbah terdiri dari ampas, dreg, kapur, abu pembakaran, kulit dan serbuk kayu, dan limbah lumpur. 

Pembuatan pulp atau bubur kertas merupakan tahap awal pencemaran industri terbesar di industri ini. Selain itu, pemutihan menjadi langkah terakhir dari proses pemutihan sumber kertas. Dalam prosesnya sangat intensif menggunakan energi dan air dalam hal pemanfaatan air tawar. 

Limbah Cair

Air limbah yang dihasilkan dari industri kertas merupakan bahan kimia konsentrasi tinggi seperti natrium hidroksida, natrium karbonat, natrium sulfida, bisulfit, klorin dioksida, kalsium oksida, asam klorida, dan sebagainya. Masalah utama dari air limbah merupakan kandungan organik tinggi (20-110 kg COD/kering kertas kering udara), pewarnaan coklat gelap, dan berbagai polutan beracun lainnya. Dimana air digunakan cukup banyak dalam proses pemutihan kertas.

Limbah Padat

Tidak hanya limbah cair, industri kertas juga menghasilkan limbah padat yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah padat seperti lumpur, kapur, abu boiler dan tungku, lumpur scrubber, residu kayu, dan lumpur pengolahan air limbah.

Pembuangan limbah padat pada industri kertas perlu dilakukan dengan tepat, karena dampaknya pada lingkungan cukup besar. 

Limbah Gas

Limbah gas dihasilkan dari proses kraft pulping dan pemulihan bahan kimia yang menghasilkan gas sulfur berbau dan uap yang menyebabkan polusi udara, seperti sulfur dioksida, nitrogen oksida, metanol, aseton, dan kloroform. Pencemaran udara yang paling sering ditemukan adalah uap air. 

Setiap limbah yang dihasilkan perlu dilakukan proses yang berbeda. Jumlah, jenis, dan karakteristik dari limbah perlu diketahui secara baik sehingga bisa dilakukan pengelolaan yang tepat. 

Strategi pembuangan, terutama pembuangan limbah padat yang dihasilkan oleh industri kertas bervariasi menyesuaikan pada peraturan yang berlaku. Seperti PP 85 Tahun 1999, KepMenPerin No 514 Tahun 2015 Tentang Penetapan Industri Hijau untuk Industri Pulp dan Pulp terintegrasi Kertas menjadi acuan dalam pengelolaan limbah industri pulp dan kertas.

Baca Juga : Penanganan Limbah Industri untuk Mengurangi Pencemaran

Pengelolaan Limbah Industri Pulp dan Kertas

Industri Pulp dan Kertas menjadi industri yang cukup banyak mengkonsumsi air dan energi. Air limbah dan limbah padat menjadi masalah utama dari Pabrik Pulp dan Kertas, karena industri ini banyak mengkonsumsi air dalam proses produksi.

Selama aktivitas proses produksi pulp dan kertas, menghasilkan limbah yang menimbulkan masalah lingkungan di kemudian hari. Untuk mengatasi masalah tersebut, tentu perlu dilakukan beberapa langkah, seperti: Penggunaan teknologi terbarukan yang ramah lingkungan. 

Selain itu, pendekatan yang dilakukan bisa dengan dua cara:

Pemulihan dan Daur Ulang Bahan Kimia

Sistem ini penting dalam proses pembuatan pulp kimia secara signifikan dalam mengurangi polutan. Terlebih cara ini cukup ekonomis untuk dilakukan. 

Hampir seluruh pabrik Pulp dan Kertas di seluruh dunia menggunakan cara ini dalam sistem pemulihan bahan kimia. Selain itu, sistem scrubber partikulat “baghouses” atau electrostatic precipitators (ESPs) sering dijadikan sebagai alat pengontrol polusi udara. 

Regulasi Integrasi Polusi, Pencegahan, dan Pengendalian

Metode ini diklaim menjadi metode yang efektif dalam mengurangi biaya, tanggung jawab, dan beban regulasi pengelolaan limbah berbahaya. Untuk limbah B3 bisa dilakukan langkah-langkah: 

  • Produksi, perencanaan, dan pengurutan
  • Penyesuaian dan atau modifikasi proses
  • Penggantian bahan baku
  • Pemilahan 
  • Daur ulang

Kesimpulan

Permintaan kertas selalu meningkat setiap hari akibat dari perkembangan populasi dan industrialisasi. Pemanfaatan air dan energi menjadi perhatian penting di seluruh dunia. Industri Pulp dan Kertas menjadi salah satu industri yang cukup banyak menghasilkan limbah, terutama limbah cair. Selain itu, pengelolaan limbah padat juga menjadi perhatian penting juga. 

Minimalisir jumlah limbah yang dihasilkan menjadi pendekatan yang cukup penting untuk dilakukan oleh industri pulp dan kertas. Baik itu dalam menghilangkan polusi udara, pencemaran air, dan tanah. Limbah industri pulp dan kertas perlu dilakukan cara-cara preventif untuk mengurangi dan mengatasinya, demi menghindari kerusakan lingkungan yang lebih parah. 

Saat ini, industri kertas perlu mencari cara untuk menjaga lingkungan sekitar. Salah satunya dengan melakukan uji dan analisa lingkungan secara rutin. Industri Pulp dan Kertas bisa melakukan pengujian bersama Laboratorium Lingkungan PT Advanced Analytics Asia (A3) Laboratories. Hubungi tim kami untuk uji dan analisa.

 

iNDIKATOR BAKU MUTU LINGKUNGAN

Fungsi dan Penerapan Baku Mutu Lingkungan sebagai Alat Uji

Baku mutu lingkungan menjadi instrumen yang digunakan dalam menganalisis pencemaran lingkungan. Dengan adanya indikator baku mutu, perusahaan bisa melakukan analisis yang tepat mengenai kondisi lingkungan di sekitar industri mereka. Tentu untuk menganalisisnya, Anda perlu menggandeng Laboratorium Lingkungan yang bisa membantu Perusahaan mengukur kondisi lingkungan tersebut menggunakan alat-alat yang bersertifikasi.

Seiring dengan pertumbuhan industri, selain memberikan dampak positif, hal tersebut juga memberikan dampak negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan adalah pencemaran lingkungan. Sudah sejak era industri dimulai, industri secara global telah memberikan dampak luar biasa bagi lingkungan. Industri menghasilkan emisi yang merusak lingkungan dari setiap aktivitas yang dilakukan.

Saat ini seluruh negara sudah sepakat untuk mengurangi jumlah emisi dengan campaign Net Zero Emission. Mengenai Hal tersebut sudah kita bahas di artikel Decarbonization Industry.

Apa itu Baku Mutu Lingkungan

Baku mutu lingkungan ini merupakan batasan yang mengikat secara hukum untuk mengukur standar kualitas batas kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen untuk melihat seberapa tercemarnya lingkungan. 

Setiap negara memiliki baku mutu lingkungan masing-masing yang diatur dalam setiap kebijakan di negara tersebut. Baku mutu lingkungan tidak mengacu pada sumber emisi, melainkan mempertimbangkan kondisi lingkungan secara spesifik. 

Baca Juga: 18 Daftar Parameter Pengujian Limbah Industri

Baku mutu ini memiliki tingkatan, seperti tingkat intervensi (sebagai alarm), tingkat toleransi maksimum (untuk jangka pendek), dan tingkat yang diinginkan (Jangka Panjang). Jika industri masuk dalam fase intervensi, tentu perlu melakukan tindakan perbaikan. 

Penetapan standar tersebut akan berdasarkan beberapa pertimbangan, seperti penetapan prioritas, penilaian risiko, manajemen risiko, dan konsultasi publik.

Fungsi Baku Mutu Lingkungan

Keberadaan baku mutu tentu memiliki implikasi yang jelas bagi setiap industri dalam melakukan aktivitasnya, tanpa perlu mengganggu atau merusak lingkungan. 

Fungsi dari baku mutu lingkungan menjadi indikator instrumen untuk mengatakan bahwa lingkungan telah tercemar dan untuk mengetahui seberapa tercemarnya atau rusaknya lingkungan.

Di dalam Baku Mutu Lingkungan terdapat nilai ambang batas yang menjadi batas daya dukung, daya tenggang, dan daya toleransi atau kemampuan lingkungan. Nilai ambang batas terdapat nilai terendah dan tertinggi yang menjadi nilai acuan kandungan zat-zat, makhluk hidup, atau komponen lain dalam setiap interaksi yang berkenaan dengan lingkungan, khususnya mempengaruhi mutu lingkungan. 

Jika nilai ambang batas masuk dalam takaran tertinggi, menandakan bahwa lingkungan telah tercemar.

Penerapan Baku Mutu

Baku mutu lingkungan diterapkan digunakan untuk mengukur seluruh aktivitas industri yang menciptakan limbah maupun gas buang. Seperti pada sumber air, baku mutu limbah cair, udara ambien, udara emisi, dan air laut. 

Sehingga industri memiliki ambang batas dalam pengendalian pencemaran lingkungan di lokasi industri yang dimiliki. Saat ini fokus Pemerintah Indonesia dalam masalah lingkungan adalah mengurangi gas rumah kaca, berdasarkan pada perjanjian Paris. 

Baca Juga: Kenapa Air Limbah Domestik Perlu Diuji?

Pembagian Baku Mutu

Baku mutu lingkungan dibagi menjadi beberapa hal, yaitu: 

  • Baku Mutu udara : Untuk mengontrol kualitas udara dari emisi
  • Baku Mutu Air : Digunakan untuk mengontrol kualitas air
  • Baku Mutu Gangguan : Terdiri dari getaran, kebisingan, dan bau

Kesimpulan

Bagaimana mengetahui kualitas baku mutu dan melakukan pengujian baku mutu? Pertanyaan ini memang sering muncul di kalangan GA, HRD, K3, dan HSE di industri. Nilai indikator baku mutu tertuang dalam beberapa kebijakan dan regulasi Pemerintah. Baik itu, UU, Perpu, Permen KLHK, hingga Perda.

Sedangkan untuk melakukan pengujian baku mutu lingkungan, diperlukan pengujian yang dilakukan oleh Laboratorium Lingkungan terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN). Salah satunya adalah A3 Laboratories. Dapatkan informasi lengkap mengenai A3 Laboratories hanya di Lab.id.

 

Bagaimana mengukur parameter pencemaran lingkungan

Deretan Parameter Pencemaran Lingkungan

Saat suatu lingkungan tercemar, tentu terdapat parameter yang menjadi indikator bahwa lingkungan tersebut tercemar. Selain dari beberapa kondisi yang terlihat secara kasat mata, terdapat juga kondisi yang tidak kasat mata. Parameter pencemaran lingkungan perlu dilakukan monitoring dan pengujian secara rutin oleh industri untuk mengetahui dampak pencemaran yang terjadi.

Pencemaran terjadi akibat dari kegiatan manusia. Termasuk proses aktivitas industri yang membuang limbah secara tidak bertanggungjawab. Sehingga menyebabkan pencemaran di lingkungan sekitar. Selain itu, pencemaran juga bisa terjadi akibat ulah masyarakat yang suka membuang sampah sembarangan. Seperti membuang ke lahan kosong, sumber air, dan udara seperti membakar sampah. 

Ada beberapa parameter yang digunakan dalam proses monitoring lingkungan. Parameter ini menjadi acuan dalam pengukuran lingkungan. Apa saja parameter yang digunakan?

Parameter lingkungan harus dipantau sesuai dengan persyaratan yang yang ditentukan oleh regulasi. Secara luas, parameter pencemaran lingkungan diklasifikasikan menjadi empat kelompok.

Baca Juga: Definisi Polutan Udara : Parameter & Fakta Penting

Parameter Pencemaran Lingkungan

Parameter Kimia

Parameter kimia adalah parameter yang menjadi acuan dari sisi kimia, meliputi Karbon Dioksida (CO2), pH, alkalinitas, fosfor, dan aktivitas berat yang menimbulkan efek kimia.

Parameter Biokimia

Parameter ini meliputi Biochemical Oxygen Demand atau BOD. BOD menjadi salah satu indikator dalam pengukuran pencemaran air. Untuk mengukur kadar oksigen terlarut dalam air, melalui penguraian bahan organik dari mikroorganisme.

Parameter Fisik

Parameter fisik adalah parameter yang terlihat, seperti temperatur, warna, rasa, bau, kejernihan, dan kandungan bahan radioaktif. 

Parameter Biologi

Parameter Biologi juga menjadi acuan dalam pengukuran parameter limbah lingkungan. Biasanya mengukur mikroorganisme seperti bakteri, virus, bentos, dan plankton. 

Setiap unsur lingkungan bisa dilakukan pengujian untuk mengukur kadar pencemaran. Seperti pada lahan, air, dan udara. Oleh karena itu, perlu diukur secara rutin untuk mengetahui kadarnya.

Parameter Keberlanjutan yang Perlu Diukur Industri

Menjadi industri yang ramah lingkungan memang tidak mudah, Anda juga perlu mempertimbangkan kelestarian lingkungan dengan mempertimbangkan beberapa metrik berikut ini:

Risiko Iklim

Risiko iklim menjadi parameter yang perlu diukur oleh industri dalam memperhitungkan perubahan lingkungan ataupun perubahan iklim dari aktivitas industri. Perusahaan perlu menganalisa apa saja risiko iklim yang terjadi akibat dari kegiatan yang dilakukan. 

Bisnis juga perlu menganalisa mengenai hal ini, karena risiko iklim akan berdampak pada keuangan bisnis di masa depan. Masih banyak pebisnis yang tidak memiliki pandangan luas mengenai dampak risiko iklim terhadap bisnis mereka. 

Pemanasan global yang terjadi memang tidak terlepas dari kegiatan bisnis yang dilakukan. Oleh sebab itu, CEO dan para Pemimpin bisnis perlu memiliki kebijakan yang tepat dalam membuat kebijakan bisnis yang tepat untuk membangun bisnis ramah lingkungan.

Emisi Karbon

Emisi karbon lingkungan

Source: Bayren.org

Emisi karbon menjadi perjanjian yang sudah disepakati oleh negara-negara yang hadir di Konferensi Paris pada 2015 untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya terhadap lingkungan.

Perusahaan perlu mengurangi emisi karbon dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam aktivitas industri yang dilakukan. Perlunya melakukan upaya untuk meningkatkan efisiensi energi, bermigrasi ke energi terbarukan, dan beralih dari batubara ke energi terbarukan.

Konsumsi Energi

Pemakaian energi yang tidak efektif menjadi salah satu penyebab kerusakan lingkungan. Serta menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca dan senyawa lain yang merugikan lingkungan. Oleh karena itu, konsumsi energi yang dijalankan oleh setiap perusahaan memang penting, tetapi juga menjadi salah satu parameter pencemaran lingkungan yang perlu diuji lebih lanjut secara rutin. 

Untuk melakukan pengujian memang banyak industri yang tidak bisa melakukannya sendiri, oleh karena itu perlu menggandeng Laboratorium Lingkungan seperti A3 Laboratories untuk melakukan uji dan monitoring lingkungan. Dengan begitu, perusahaan bisa mengetahui tingkat emisi yang dibuang sudah sesuai dengan standar atau tidak. 

Baca Juga: Siap Siap Kena ‘Disisentif’ Jika Tidak Uji Emisi Minimal 6 Bulan Sekali!

Penggunaan Air

Air adalah bahan dasar manusia yang menjadi kunci penting kehidupan. Kebutuhan air dalam industri pun cukup tinggi, seperti dalam industri tekstil yang membutuhkan ribuan liter air hanya untuk membuat satu jenis pakaian. 

Setelah penggunaan pun, air hasil produksi dari industri tidak bisa dibuang begitu saja. Perlu dilakukan pengukuran baku mutu yang sesuai dengan Nilai Ambang Batas (NAB) dari air tersebut. Selain itu, perusahaan juga perlu membatasi penggunaan air untuk keberlanjutan lingkungan. 

Limbah dan Polusi

Pengelolaan limbah menjadi kategori yang luas dalam industri dan menjadi masalah industri yang tidak pernah selesai untuk dibahas. Limbah dan polusi sudah menjadi bagian dari industri untuk diatasi dan dikelola secara seksama oleh bisnis. 

Pengelolaan limbah memang menjadi tanggung jawab industri untuk dikelola dengan manajemen terbaik. Bahkan perlu menggandeng third party untuk mengelolanya. Pemisahan limbah juga perlu dilakukan agar limbah tidak dibuang secara sembarangan dan bisa menyesuaikan dengan jenis limbah yang ada.

Kesimpulan

Parameter Pencemaran Lingkungan bisa digunakan oleh industri sebagai indikator dalam menganalisa dampak lingkungan terhadap aktivitas industri yang dilakukan. Perusahaan harus berkomitmen untuk melakukan upaya berkelanjutan untuk mengurangi dampak industri terhadap lingkungan. 

Perusahaan perlu menerapkan program strategis dalam mengintegrasikan metrik lingkungan ke dalam tujuan bisnis. Sehingga bisa membantu perusahaan menuju kesuksesan menjadi industri ramah lingkungan. 

Tak lupa, untuk menjadi perusahaan ramah lingkungan, Anda perlu melakukan uji dan monitoring lingkungan secara rutin. Anda bisa menggandeng PT Advanced Analytics Asia Laboratories untuk melakukan monitoring lingkungan. Temukan informasinya pengujian hanya di Lab.id

Penyebab Pencemaran tanah akibat aktivitas industri

Bagaimana Industri Menjadi Penyebab Pencemaran Tanah?

Pencemaran tanah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari pencemaran lingkungan. Kerusakan tanah terjadi akibat dari kegiatan industri yang tidak memperhatikan lingkungan hingga menyebabkan lingkungan sekitar menjadi rusak. Salah satunya masalah pembuangan limbah yang tidak dilakukan secara tepat, sehingga membuat tanah menjadi tercemar. Ada banyak penyebab pencemaran tanah yang dilakukan industri hingga menyebabkan terkontaminasi pada tanah.

Meskipun industri bukan menjadi satu-satunya penyumbang kerusakan akibat aktivitas manusia, tetapi industri menjadi salah satu yang terbesar dari penyebab pencemaran lingkungan, termasuk tanah. 

Selama ini, memang kita lebih sering mendengar bahwa aktivitas industri hanya mencemari udara atau air saja. Membuat udara menjadi lebih panas, perubahan iklim, dan pemanasan global. Termasuk tercemarnya sumber air yang membuat rusaknya keragaman hayati dalam air.  Tetapi, kegiatan industri yang dilakukan secara tidak bertanggung jawab juga membuat tanah ataupun lahan di sekitar industri menjadi rusak. 

Penyebab

Area industri dan manufaktur secara historis telah menjadi penyebab utama pencemaran tanah. Area industri memiliki tingkat elemen jejak kontaminasi yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan pelepasan yang disengaja maupun tidak disengaja dari proses industri ke lingkungan, termasuk ke tanah.

Ada banyak penyebab industri menjadi penyebab pencemaran tanah, seperti pembuangan limbah yang tidak tepat (baik limbah berbahaya maupun tidak berbahaya), penambangan, dan pembuangan sampah secara ilegal. 

Bahan limbah yang biasa menjadi penyebab pencemaran tanah diklasifikasikan sebagai limbah padat, limbah konstruksi dan pembongkaran, dan limbah berbahaya. Industri seperti konstruksi sering membuang limbah puing dan logam atau sisa pembongkaran konstruksi dibuang begitu saja ke tanah. 

Selain itu, ada banyak industri besar maupun kecil yang membuang zat berbahaya ke tanah tanpa merasa bertanggung jawab. Seperti perusahaan manufaktur kimia, kilang minyak, pabrik kertas, peleburan, bengkel mesin, pembersih, bengkel kendaraan, dan berbagai fasilitas di perkotaan menjadi penyebab pencemaran tanah.

Sampah dan Limbah

Sampah

bagaimana penyebab pencemaran tanah terjadi?

Source: Eartheclipse.com

Sampah dan limbah menjadi dua bahan yang menjadi penyebab pencemaran tanah. Sampah bukan hanya berasal dari industri, melainkan juga berasal dari sampah masyarakat yang dibuang secara sembarangan. 

Sampah tersebut terdiri dari puntung rokok dan sampah rumah tangga yang dibuang begitu saja di jalan. Kita sering melihat banyak orang yang membuang sampah secara sembarangan, tanpa merasa bersalah. Padahal hal tersebut menjadi penyebab pencemaran lingkungan.

Selain itu, pembuangan sampah ilegal juga menjadi salah satu penyebab pencemaran tanah. Kita bisa saksikan, di perkampungan maupun pemukiman padat penduduk, ada lahan kosong yang dijadikan tempat pembuangan sampah. Semua jenis sampah, baik yang disengaja dan tidak disengaja, menyebabkan polusi tanah dengan melepas bahan kimia dan partikel mikro saat terdegradasi.

Limbah

Pembuangan limbah padat oleh industri terkadang juga tidak dilakukan dengan benar dan tepat. Banyak industri yang hanya berpikir, mengangkut limbah dari lokasi industri ke tempat pembuangan tahapan sudah selesai. Jika tidak dikelola dengan baik, tempat pembuangan sampah bisa menjadi tempat pembuangan sampah yang dapat berkontribusi pada pencemaran tanah.

Urbanisasi dan Konstruksi

Penyebab pencemaran tanah bukan hanya berasal dari industri. Tetapi juga dari urbanisasi. Urbanisasi menyebabkan masyarakat membangun pemukiman baru di atas lahan-lahan yang mungkin tadinya sebagai lahan pertanian atau perkebunan. Pemukiman penduduk menjadi salah satu penyumbang sampah yang menyebabkan pencemaran tanah.

Jika bahan-bahan tersebut tidak dikelola dengan baik, akan menyebabkan pencemaran tanah di daerah tersebut.

Penambangan

Salah satu industri yang menyebabkan pencemaran tanah adalah pertambangan. Proses pertambangan yang melakukan ekstraksi mineral dan geologi dari dalam tanah, kemudian menjadi keperluan seperti bahan bakar, penambangan minyak, penambangan emas dan perak menjadi penyebab kerusakan tanah.

Proses ini, bagaimanapun menghabiskan sumber daya alam dan bumi sehingga menyebabkan kerusakan dan polusi tanah setelahnya. Sehingga merusak ekosistem alam di sekitarnya, mengubah lanskap tanah, dan menghancurkan habitat satwa liar serta tumbuhan.

Pertanian

Meskipun pertanian adalah kegiatan dasar manusia, tetapi proses pertanian yang tidak tepat menjadi salah satu penyebab kerusakan tanah. Kontributor kerusakan tanah dari pertanian adalah penggunaan pestisida, herbisida, pupuk, dan kotoran hewan.

Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan seperti budidaya intensif dan berlebihan juga dapat menghilangkan nutrisi alami tanah, tidak lagi membuatnya layak digunakan di masa depan.

Efek Pencemaran Tanah

Apa efek dari pencemaran tanah? Meskipun tidak terlihat secara langsung, pencemaran tanah menyebabkan pengaruh pada lingkungan, terutama:

  • Kontaminasi air minum
  • Menyebabkan kesuburan tanah menurun dan berkurangnya ketersediaan pangan
  • Perubahan iklim, termasuk banjir bandang dan curah hujan tidak teratur
  • Bahaya kepunahan spesies di alam liar
  • Rusaknya habitat hewan dan tumbuhan
  • Pergeseran habitat, hewan terpaksa mengungsi ke tempat tinggalnya untuk bertahan hidup
  • Meningkatnya kebakaran hutan karena daerah tercemar
  • Meningkatnya polusi udara, akibat pembakaran sampah sembarangan
  • Pencemaran tanah dapat masuk melalui rantai makanan yang menyebabkan gangguan kesehatan
  • Meningkatnya masalah kesehatan manusia, termasuk kanker, penyakit pernapasan, dan cacat bawaan yang disebabkan paparan bahan kimia berbahaya

Cara Mencegah Pencemaran Tanah

Reboisasi

Proses Reboisasi untuk perbaikan tanah

Source: Kokolu.eco

Proses reboisasi di kawasan industri, terutama tambang perlu menjadi perhatian Manajemen. Cara ini cukup efektif untuk mengembalikan fungsi tanah dan mencegah terjadinya erosi serta banjir.

Pertanian

Proses pertanian perlu menghindari penggunaan pestisida dan kimia yang menyebabkan pencemaran tanah. Baik itu pertanian skala industri maupun individu, perlu memperhatikan hal ini, untuk membantu mengurangi dampak lingkungan. 

Pengolahan Limbah Padat

Industri bisa melakukan pengolahan secara tepat untuk limbah padat yang mengandung bahan kimia berbahaya dan beracun. Metode perawatan kimia yang efektif untuk lingkungan, akan mampu mengurangi polusi tanah. Metode pengolahan limbah bisa dilakukan dengan netralisasi. Cara ini akan mengurangi tingkat pH pada limbah di tempat pembuangan sampah.

Mengurangi Limbah

Industri bisa memanfaatkan limbah yang sudah tidak terpakai untuk di daur ulang atau menjual kembali ke industri yang bisa memanfaatkannya. Dengan cara ini, limbah padat tidak lagi menjadi masalah signifikan, karena jumlahnya bisa dikurangi. Meskipun cara ini tidak mudah untuk dilakukan, tetapi ada banyak cara industri bisa mengurangi pelepasan limbah padat dalam proses industri.

Kesimpulan

Sumber pencemaran tanah cukup bervariasi, mulai dari sektor primer hingga siklus hidup produk sehari-hari. Untuk mencegah dan mengurangi pencemaran tanah, upaya yang lebih besar bisa menjadi langkah efektif untuk mengurangi pencemaran tanah. 

Industri juga perlu mengurangi penggunaan bahan kimia beracun untuk mengatur dan mengendalikan industri dalam memverifikasi emisi yang dihasilkan dari pencemaran tanah. Sehingga industri yang menjadi penyebab pencemaran tanah bisa mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.

Anda juga bisa melakukan uji dan analisa lingkungan di sekitar industri dengan menggandeng PT Advanced Analytics Asia (A3) Laboratories. Dapatkan penawaran untuk Melakukan uji dan monitoring lingkungan.

Bagaimana Proses Dekarbonisasi industri yang efektif?

3 Prioritas Mempercepat Dekarbonisasi Industri

Kampanye Dekarbonisasi Industri sudah dilakukan sejak lama, tetapi apakah sudah diterapkan oleh seluruh Industri yang ada? Mari kita ulas bersama mengenai dekarbonisasi industri dan bagaimana industri memulai. 

Industri merupakan mesin pertumbuhan dan kemakmuran ekonomi yang menghasilkan sekitar seperempat PDB global. Tetapi industri memberikan 30% emisi dunia yang muncul dari produk-produk yang digunakan sehari-hari. 

Upaya Pemerintah dalam mendorong industri untuk melakukan transisi energi masih cukup menantang, dikarenakan masih banyak industri yang memanfaatkan energi fosil dalam proses operasional produksi.

Mengutip dari Antara, hanya ada 23% industri yang menggunakan energi listrik, 76% industri masih menggunakan energi batubara dan bahan bakar minyak. Tentu ini masih menjadi PR bagi pemerintah dan industri untuk segera menuju Net Zero Emission (NZE) di 2060.

Setiap industri harus lebih komitmen dalam untuk melakukan dekarbonisasi industri, sehingga dapat membantu pemerintah untuk mengurangi emisi karbon. Memang masih banyak kendala bagi banyak perusahaan dalam mengadopsi dekarbonisasi seperti minimnya informasi, pengetahuan terkait proses transisi, dan akses untuk energi bersih dan berkelanjutan. 

Baca Juga Limbah Industri dan Cara Pengelolaan Limbah Industri

Tiga Tahapan Prioritas Dekarbonisasi Industri

Ada tiga tahapan prioritas yang mungkin bisa dijalankan industri untuk melakukan dekarbonisasi industri sejak saat ini untuk pertumbuhan berkelanjutan.

Teknologi Berkelanjutan dan Berdaya Saing

Teknologi menjadi tulang punggung ekonomi saat ini. Seluruh industri sudah mulai memanfaatkan teknologi dalam berbagai sektor operasional. Tetapi dalam melakukan pengurangan karbon, belum banyak industri yang melakukannya.

Proses ini memang agak sulit dan masih sedikitnya Sumber Daya Manusia yang mampu melakukannya. Seperti halnya penggunaan teknologi untuk barang display atau contoh, dibandingkan menggunakan barang yang hampir mirip dan jika sudah ada model terbaru, barang tersebut hanya menjadi limbah saja. 

Untuk mengurangi itu, sebaiknya pabrik manufaktur menciptakan produk 3D untuk barang display yang memiliki desain menarik. Tampilan 3D bisa menjadi solusi untuk pengurangan limbah industri. Selain itu, cara ini juga menjadi kunci untuk mengurangi emisi pengiriman barang ke store yang digunakan. Dengan teknologi cloud, bisnis sudah mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan. 

Mengatasi Emisi Supply Chain

Mengurangi Emisi Supply Chain

Source: Industry today.com

Menurut Environmental Protection Agency Rantai Pasok menyumbang 90% gas rumah kaca. Tetapi mengurangi emisi pada supply chain untuk melakukan dekarbonisasi industri bukan hal mudah, karena masih banyak perusahaan yang kurang transparan terhadap pemasoknya. 

Disinilah perlunya sinergi antara perusahaan dengan para pemasok dengan bekerjasama dalam mengembangkan strategi untuk mengurangi gas rumah kaca. Tetapi masih banyak perusahaan yang mengalami tantangan besar dalam menerapkan ini. 

Melakukan sinergi antar perusahaan mengenai emisi bukan hal mudah. Dibalik masih banyak perusahaan yang belum mampu melakukan adopsi inovasi untuk melakukan dekarbonisasi industri. 

Kebijakan Cerdas

Kebijakan dan regulasi menjadi kunci untuk mempercepat dekarbonisasi Industri. Perubahan iklim terlalu cepat dan tidak dapat ditangani sendiri, baik oleh Negara, Industri, dan manusia. Pembuat kebijakan dan industri perlu bekerjasama untuk mempercepat transformasi tersebut.

Negara-negara Eropa, Cina, dan Amerika Serikat sebagai penyumbang emisi terbesar di dunia telah sepakat untuk mampu mengurangi emisi dalam 2050. Mereka lebih cepat daripada Indonesia yang memiliki target di 2060. 

Kebijakan menjadi sangat perlu disesuaikan untuk mendorong industri menggunakan teknologi ramah lingkungan dan juga pengurangan jumlah karbon dalam proses produksi. Sehingga bisa terapkan di segala sektor. 

Mengapa Dekarbonisasi Industri Penting?

Tentu banyak pertanyaan yang muncul bahwa apakah dekarbonisasi penting? Ilmu pengetahuan telah memberikan informasi mengenai kenaikan suhu bumi sekitar 1,1°C dibandingkan tahun 1800-an dan emisi masih terus meningkat.

Untuk menjaga pemanasan global tidak lebih dari 1,5°C sebagaimana yang sudah termaktub dalam perjanjian Paris, emisi perlu dikurangi sebanyak 45% di 2030 dan bersih di tahun 2050.

Bagaimana Dekarbonisasi Industri dilakukan?

Masa transisi ke NZE memang masih memberatkan beberapa dunia industri. Karena biaya peralihan yang cukup tinggi. Tetapi ini menjadi bagian untuk transformasi industri dalam memproduksi, mengkonsumsi, dan bergerak. Mengganti sumber polusi bahan bakar fosil seperti batubara, gas, dan minyak dengan energi terbarukan menjadi kunci untuk pengurangan karbon.

Baca Juga: Penanganan dan Monitoring Limbah Industri Semen

Kesimpulan

Mencapai dekarbonisasi industri bukan menjadi hal mudah, banyak tantangan yang dihadapi oleh industri dan komitmen industri dalam menjalankannya. Selain itu, perlu kolaborasi antar pihak yang erat dengan kebijakan yang cerdas. 

Kabar baiknya, teknologi saat ini menjadi kunci untuk mempercepat laju pengurangan emisi. Teknologi mampu menjadi bagian untuk efisiensi, produktivitas, transparansi, dan membuka jalan untuk masa depan yang lebih baik dengan nol emisi. Sehingga lingkungan menjadi lebih bersih.

Dapatkan uji dan analisa lingkungan dengan PT Advanced Analytics Asia (A3) Laboratories untuk menerapkan lingkungan yang lebih baik. 

 

Apa arti dari polutan Udara? Bagaimana penanganan bagi industri

Definisi Polutan Udara : Parameter & Fakta Penting

Polutan udara adalah salah satu masalah lingkungan yang terjadi di seluruh dunia. Kondisi ini terjadi karena terjadinya karena adanya zat seperti gas, padatan, atau aerosol yang terbang ke atmosfer secara lebih cepat, melebihi kapasitas alami. Polutan di udara menjadi zat yang merusak lingkungan apabila jumlahnya melebihi batas normal.

Ada banyak unsur-unsur yang menyebabkan turunnya kualitas udara. Seperti zat Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2), dan berbagai zat atau unsur lainnya. Zat tersebut dihasilkan dari kegiatan manusia maupun unsur alami. 

Kehadiran polutan selain merusak lingkungan, juga bisa mengganggu kesehatan manusia, serta merusak properti. Sehingga polutan perlu dipantau secara terus menerus untuk menghasilkan hasil yang efektif.

Definisi

Polutan sendiri secara umum disebut sebagai benda atau zat yang membuat pencemaran lingkungan. Sedangkan pencemaran adalah masuknya ke dalam lingkungan atau wilayah tertentu dan menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan di wilayah tersebut. 

Adapun suatu zat dikatakan sebagai polutan ketika mereka menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup di sekitarnya. Kriteria zat disebut polutan ketika keberadaannya melebihi batas normal yang telah ditetapkan.

Polutan udara adalah zat yang masuk ke dalam udara dan merusak atmosfer yang terdapat di udara. Zat tersebut bersumber dari aktivitas manusia maupun kondisi alam yang terjadi. 

Baca Juga: Polusi Udara Dalam Ruangan Lebih Berbahaya Daripada Polusi Udar Luar. Benarkah?

Sifat Polutan

Ada dua sifat polutan yang dikenal saat ini, yaitu: 

  1. Polutan bersifat merusak sementara. Dalam konsentrasi rendah, polutan yang berada dalam lingkungan tidak akan merusak. 
  2. Polutan bisa merusak dalam jangka waktu lama. POlutan yang memiliki konsentrasi rendah tidak merusak. Tetapi jika terakumulasi pada lingkungan dalam waktu yang lama, polutan akan merusak.

Zat Pencemar Udara

Udara bersih terdiri dari nitrogen dan oksigen, masing-masing 78 persen dan 21 persen. Sedangkan 1 persennya adalah campuran gas lain, seperti argon 0,9 persen, dan zat kecil lainnya seperti karbon dioksida (CO2), gas metana, hidrogen, dan helium. Serta berbagai zat lainnya. Uap air juga masuk dalam komponen atmosfer meskipun kadarnya tidak banyak. 

Menurut Environmental Protection Agency (EPA) terdapat enam polutan udara, dimana parameter polutan ini berguna sebagai indikator kualitas udara secara keseluruhan. Lab.id telah merangkum kriteria polutan udara berdasarkan kriteria EPA.

Polutan

Sumber Umum Parameter Maksimum (Baku Mutu) Risiko Lingkungan

Risiko Kesehatan

Karbon Monoksida (CO2) Emisi kendaraan, kebakaran, aktivitas industri 35 PPm (1 Jam)

9 PPm (9 Jam)

Kontribusi dalam pembentukan kabut asap Memperparah penyakit jantung, masalah penglihatan, mengurangi kemampuan fisik dan mental seseorang.
Nitrogen Oksida (NO2) Emisi Kendaraan, Pembangkit Listrik, Aktivitas Industri 0,053 PPm ( 1 Tahun) Merusak tanaman, berkontribusi pembentukan kabut asap Peradangan dan iritasi saluran pernafasan.
Sulfur Dioksida (SO2) Pembangkit listrik, pembakaran bahan bakar fosil, aktivitas industri, emisi kendaraan 0,03 PPm (Periode 1 Tahun)

0,14 PPm (24 jam)

Penyebab utama kabut asap; berkontribusi pada pembentukan hujan asam, merusak tanaman, bangunan, dan bereaksi membentuk partikel Kesulitan bernafas, terutama pada penderita asma dan penyakit jantung.
Ozon (O3) NO2 dan senyawa organik yang mudah menguap dari emisi industri dan kendaraan, uap bensin, pelarut kimia, dan utilitas listrik 0,075 PPm (8 Jam) Mempengaruhi kualitas tanaman dalam bernafas, menyebabkan perubahan iklim seperti cuaca buruk. Fungsi paru-paru berkurang, iritasi, dan radang saluran pernafasan.
Particulate Matter (Pm) Sumber partikel yang meliputi kebakaran, cerobong asap, konstruksi, jalan tak beraspal; sumber partikular sekunder termasuk reaksi antara bahan kimia gas yang dipancarkan oleh pembangkit listrik dan kendaraan. 150 μg/M3 (24 jam untuk partikel Pm10

35 μg/M3 (24 jam untuk partikel Pm 2,5

Berkontribusi terhadap pembentukan kabut asap, hujan asam, mengubah keseimbangan pH sumber air, merusak tanaman, dan bangunan Iritasi saluran pernafasan, asma, detak jantung tidak teratur
Timah (Pb) Pengolahan logam, pembakaran sampah, pembakaran bahan bakar fosil 0,15 μg/m3 (Rata-rata 3 bulan)

1,5 μg/m3 (Rata-Rata 4 Bulan)

Hilangnya keanekaragaman hayati, penurunan reproduksi, masalah neurologis pada vertebrata Efek buruk pada sistem tubuh, berkontribusi pada ketidakmampuan belajar jika terpapar pada anak kecil, efek kardiovaskular pada orang dewasa.

Note: Data diatas berdasarkan dari EPA dan menjadi acuan di Amerika. Sedangkan di Indonesia menggunakan Baku Mutu Udara Ambien yang tertuang di Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1999. 

Kriteria utama yang menjadi perhatian di wilayah perkotaan adalah sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan karbon monoksida. Gas-gas tersebut dipancarkan langsung ke udara melalui bahan bakar fosil seperti minyak, bensin, dan gas alam yang bersumber dari pembangkit listrik, kendaraan, dan sumber pembakaran lainnya. 

Sedangkan ozon, merupakan polutan yang terbentuk di atmosfer melalui reaksi kimia yang terjadi seperti nitrogen dioksida dan senyawa organik lain yang mudah menguap. 

Sementara partikulat udara dari partikel padat atau cair, terutama yang berukuran kurang dari 10 mikrometer/Seperjuta Meter, menjadi polutan udara yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. 

Polutan tersebut dipancarkan oleh aktivitas industri, pembangkit listrik berbahan bakar batu bara atau minyak, sistem pemanas perumahan, dan mobil. Asap timbal yang bersumber dari bahan bakar diesel pun cukup beracun. 

Polutan selalu dibuang dalam jumlah yang cukup tinggi, umumnya diukur dalam jutaan ton per tahun. Diatur dalam standar kualitas udara ambien, yang merupakan parameter maksimum yang dapat diterima sebelum dibuang ke lingkungan. 

Partikel Halus

Partikel halus merupakan fragmen yang sangat kecil dari bahan padat atau tetesan cairan yang tersuspensi di udara disebut dengan partikulat. Dicirikan berdasarkan ukuran dan fase (padat atau cair) bukan berdasarkan komposisi kimia. Sebagai contoh, partikulat padat dengan diameter 1-100 μm disebut debu, sedangkan padatan udara dengan diameter kurang dari 1μm disebut uap. 

Partikulat yang berbahaya adalah partikulat yang memiliki diameter kurang dari 10 μm, karena dapat masuk ke dalam paru-paru dan terperangkap pada sistem pernafasan bagian bawah. Sumber utama partikulat adalah pembangkit listrik, bahan bakar fosil, aktivitas manufaktur, sistem pemanas perumahan berbahan bakar fosil, kendaraan bertenaga mesin.

Baca Juga: Strategi Preventif Solusi Pencemaran Lingkungan

Kesimpulan

Meskipun masalah polutan udara sudah menjadi perhatian dunia sejak lama, dan sudah sering berbagai negara melakukan Konferensi untuk pembahasan mengenai Pemanasan Global, tetapi masih banyak industri yang belum mampu beralih ke teknologi ramah lingkungan secara masif. Sehingga setiap industri perlu memantau kualitas udara yang dihasilkan dalam proses industri.

Pemantauan kualitas udara bisa dilakukan dengan melakukan aktivitas-aktivitas pengujian dan monitoring dengan menggandeng Pihak Laboratorium Lingkungan terakreditasi seperti PT Advanced Analytics Asia (A3) Laboratories. Dapatkan informasi untuk pengujian udara dengan menghubungi kami.

Penanganan Limbah Industri Semen

Penanganan dan Monitoring Limbah Industri Semen

Industri semen merupakan salah satu industri strategis nasional yang diperuntukan dalam merealisasikan program Pemerintah. Tetapi sebagai pelaku industri semen, Anda tidak boleh abai terhadap kondisi limbah industri semen yang dihasilkan dari produksi setiap harinya. Pastikan sebelum dibuang ke lingkungan, limbah sudah aman sesuai dengan Nilai Ambang Batas (NAB) atau Baku Mutu udara yang berlaku.

Saat ini hampir di seluruh provinsi memiliki pabrik semen masing-masing. Tentu keberadaan Pabrik yang dekat akan mengurangi biaya produksi dan distribusi semen ke masyarakat. Selain itu, semen akan mampu merealisasikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah industri.

Dibalik itu semua, industri semen memberikan hal negatif bagi lingkungan, yaitu limbah semen yang dihasilkan dalam proses produksi. Hal tersebut sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar industri. Bahkan setiap tahapan produksi semen, dari penyiapan bahan baku hingga produksi memiliki dampak buruk terhadap lingkungan.

Baca Juga: Limbah Industri dan Cara Pengelolaan Limbah Industri

Proses Produksi Semen

Produksi semen akan melibatkan penambangan (mining), penghancuran (crushing), penggilingan (grinding), dari bahan mentah batu kapur dan tanah liat sebagai bahan utama pembuatan semen.

Proses tersebut menghasilkan limbah, termasuk debu yang dihasilkan dari proses penambangan dan penghancuran. Selain itu, bahan limbah industri semen terdiri dari pencampuran bahan kimia seperti hidroksida, klorida, sulfat kalium, dan natrium serta natrium karbonat sebagai padatan tersuspensi yang bervariasi dari waktu ke waktu.

Proses tersebut pun membutuhkan air, air yang tercampur bahan kimia akan merubah suhu, pH, warna, padatan tersuspensi, dan kebutuhan oksigen biologis didalamnya. 

Pada proses pengumpulan bahan baku, semen yang berbahan baku dasar adalah batu kapur akan mengeruk bukit kapur yang menjadi lokasi tambang mereka. Pengerukan yang dilakukan setiap tahun tanpa henti tentu membuat bukit kapur tersebut akan hilang yang menyebabkan rusak dan hilangnya ekosistem didalamnya. Hal ini akan berpengaruh terhadap kerusakan alam dan lingkungan.

Dalam proses pembuatan semen, terdapat debu dan gas beracun. Hingga saat ini belum tersedia cara menyaring debu dan gas tersebut secara efektif untuk menurunkan kadar nitrogen oksida dan sulfur oksida yang dihasilkan. 

Jenis Limbah Industri Semen

Penanganan Limbah Industri Semen

Source: Ibef.org

Limbah terbesar yang bersumber dari industri semen adalah limbah gas dan limbah partikel yang dapat berdampak pada lingkungan, baik itu lahan, air, dan udara. 

Limbah Gas

Limbah gas yang dihasilkan industri semen menimbulkan penurunan kualitas udara. Gas yang muncul adalah CO, CO2, SO3, Hidrokarbon, dan jenis gas lainnya. Gas yang bertebaran di sekitar industri semen akan menimbulkan bau jika kadar karbon rendah, tetapi jika dalam kadar tinggi gas tersebut akan menimbulkan bau dan menyebabkan masalah kesehatan bagi manusia, seperti:

  • Masalah Pernafasan
  • Merusak Saraf
  • Menganggu Darah
  • Dan masalah kesehatan lainnya.

Limbah Partikel

Limbah partikel adalah butiran halus yang masih dapat terlihat oleh mata, seperti uap air, asap, kabut, dan debu. Debu termasuk jenis partikel yang bersumber dari proses industri seperti saat penghancuran, peledakan, dan pengolahan, baik yang berasal dari bahan organik maupun anorganik. Sifat debu yang ringan membuatnya melayang di udara, dan jatuh dikarenakan gravitasi bumi. Saat mereka berterbangan, debu bisa terhirup oleh manusia dan mengganggu sistem pernafasan manusia.

Jenis partikel berikutnya adalah asap, bersumber dari sumber tidak bergerak milik industri yang mengeluarkan zat karbon. Asap yang bercampur dengan uap air akan jatuh ke bumi dan akan menempel di daun maupun atap rumah. Asap tersebut dapat mengganggu kesehatan manusia

Oleh sebab itu, industri semen perlu melakukan pengendalian asap ataupun partikel yang dihasilkan dari proses produksi semen, perlu dilakukan pengujian secara rutin oleh industri. Pengendalian tersebut dilakukan dengan monitoring Nilai Ambang Batas (NAB) kadar tertinggi zat dalam udara yang diperkenankan

Dalam melakukan pengendalian dan monitoring NAB, industri semen perlu menggandeng Laboratorium Lingkungan. Salah satu Laboratorium Lingkungan dengan teknologi kekinian untuk pengujian lingkungan yaitu PT Advanced Analytics Asia (A3) Laboratories. Hubungi tim Sales kami untuk mendapatkan penawaran dalam pengujian NAB udara.

Baca Juga: Penanganan Limbah Industri untuk Mengurangi Pencemaran

Limbah B3

Limbah berikutnya yang dihasilkan dari industri semen adalah Limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun). Industri Semen menjadi salah satu industri yang menghasilkan limbah tersebut. Sehingga dalam proses produksi dan pengelolaan perlu dilakukan sesuai izin dan regulasi yang berlaku di industri semen.

Limbah B3 dari industri semen bisa bersumber dari bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi. Jika limbah B3 tidak ditangani dengan tepat, akan menyebabkan limbah merusak lingkungan.

Dampak Limbah Industri Semen

Meskipun industri semen berdampak pada kemajuan ekonomi daerah tersebut, tetapi industri semen meninggalkan dampak limbah yang akan mempengaruhi kondisi lingkungan di sekitar industri.

Lahan

Dampak pertama yang mungkin cukup dirasakan dari hadirnya industri adalah lahan. Hal ini dikarenakan adanya penambangan dari batu kapur sebagai bahan utama pembuatan semen, penyerapan lahan yang menyebabkan penurunan kapasitas air tanah yang berpengaruh terhadap kondisi sumber air sekitar industri.

Air

Dampak industri semen terhadap air akan berpengaruh kepada kualitas air. Adanya limbah cair yang dialirkan ke sumber air, baik itu laut, sungai, atau danau di sekitar industri menyebabkan penurunan kualitas air.

Udara

Industri semen memang akan berdampak pada udara, limbah debu yang berterbangan banyak menyebabkan kerusakan pada tumbuhan di sekitar Industri. Bahkan debu yang dihasilkan dari industri semen menyebabkan pencemaran udara. Selain itu, suhu di sekitar pabrik akan meningkat. Gas yang dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batubara menghasilkan hidrokarbon yang menyebabkan efek rumah kaca dan perubahan iklim.

Baca Juga: Deretan Layanan Jasa Uji Laboratorium Lingkungan

Kesimpulan

Penanganan limbah industri semen memang akan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan di sekitar industri. Oleh karena itu, setiap industri semen perlu melakukan uji dan monitoring secara rutin mengenai limbah yang dihasilkan dalam kegiatan industri. Sehingga bisa memantau kualitas udara dan lingkungan di sekitar.

Dapatkan layanan pengujian Lingkungan untuk industri semen, hanya di Laboratorium Lingkungan A3 Laboratories. Hubungi Tim Sales kami untuk berdiskusi mengenai parameter yang perlu di uji untuk Industri Semen.