Tata Cara Penerapan K3 Konstruksi Beserta Pedoman dan Regulasi

Penerapan K3 Konstruksi sesuai dengan regulasi berlaku

Tata Cara Penerapan K3 Konstruksi Beserta Pedoman dan Regulasi

Konstruksi menjadi bagian dari industri yang memiliki tingkat risiko tinggi. Tentu perlu perhatian khusus terhadap kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja di bidang industri. Para pekerja dikelilingi oleh bahaya serius, seperti terjatuh, tertimpa, penggunaan alat, tertimpa peralatan konstruksi berat, tersengat listrik, debu silika, dan berbagai bahaya yang sulit diukur. Oleh karena itu, Penerapan Kesehatan dan Keselamatan (K3) konstruksi cukup penting untuk dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan Standar Prosedur yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional.

K3 Konstruksi dilakukan untuk memberikan jaminan kesehatan dan keamanan bagi para pekerja. Pada tahap ini perlu adanya regulasi dan kebijakan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan para pekerja selama mereka bekerja. Apa lagi industri konstruksi memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi. 

Mengutip dari Kompas.com, selama kurun waktu 2017-2022 terdapat 48 kecelakaan konstruksi di Indonesia. Dari total tersebut, 43 kasus terjadi karena kelalaian teknis. Tentu ini menjadi perhatian penting bagi Perusahaan Konstruksi agar penerapan K3 Konstruksi dilakukan dengan tepat dan dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.

Baca Juga: K3 Rumah Sakit: Penerapan dan Standar Teknis

Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja di Konstruksi

Ada cukup banyak penyebab terjadinya kecelakaan di konstruksi, seperti:

  • Sifat Dinamis dari Pekerjaan: Lokasi konstruksi selalu berubah-ubah, sehingga berpotensi membahayakan para pekerja. Terlebih jika tidak ada pengadopsian penerapan K3 secara baik. 
  • Lingkungan : Konstruksi berbeda dengan industri lain, para pekerja akan bekerja di berbagai lingkungan yang berbeda-beda, baik dari sisi alam, kontur, dan alat kerja yang digunakan.
  • Minim Pengawasan: Penyebab kecelakaan konstruksi biasanya terjadi karena minim pengawasan terhadap K3. Terlebih, jika banyak pekerja yang abai terhadap ketentuan K3. 
  • Minimnya Pengetahuan K3: Masih banyak pengusaha dan pekerja yang abai terhadap pengetahuan K3.
  • K3 dianggap Membuat Biaya Bengkak: Penyebab kecelakaan kerja terjadi, ketika aktivitas K3 tidak dianggap penting dan menganggap K3 hanya pembengkakan biaya. 

Peran K3 Konstruksi

Proyek konstruksi memiliki intensitas bekerja yang cukup tinggi, karena adanya waktu dalam penyelesaian proyek. Terkadang terdapat proyek konstruksi yang melakukan pekerjaan 24 jam penuh dengan menggunakan sistem Shift bagi para pekerja. Disinilah pentingnya peran K3 dalam konstruksi:

  • Pedoman memantau keselamatan dan kesehatan pekerja di sekitar lingkungan konstruksi.
  • Memberikan jaminan bagi para pekerja atas keselamatan masing-masing tenaga kerja selama melakukan pekerjaan.
  • Memiliki kebijakan penggunaan alat atau bahan agar aman saat digunakan oleh para pekerja.
  • K3 menjadi bagian antisipatif/preventif yang dilakukan untuk mengurangi probabilitas terjadinya kecelakaan/sakit akibat pekerjaan. Sehingga perusahaan dapat menekan biaya kecelakaan.
  • K3 berperan sebagai edukasi, informasi, dan pelatihan mengenai keselamatan kerja dan kesehatan.
  • Acuan dalam pengendalian bahaya, prosedur, metode dalam pekerjaan konstruksi yang high risk.

Penerapan

Proses K3 dilakukan dengan melakukan beberapa penerapan, seperti:

Identifikasi

Proses identifikasi untuk mengetahui proses adanya risiko atau bahaya dari kegiatan konstruksi yang dilakukan. Yaitu dengan cara membuat mapping apa yang menjadi potensi bahaya menurut area dan setiap bidang.

Evaluasi

Melakukan evaluasi terhadap potensi bahaya untuk menentukan skala prioritas menurut hazard rating. 

Pengembangan Rencana 

Penyusunan rencana dan pencegahan kecelakaan berdasarkan identifikasi dan evaluasi dengan mengadaptasi manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. 

Implementasi

Membuat rencana kerja yang telah disusun untuk implementasi konsep pengendalian dengan baik. 

Monitoring

Setelah implementasi berhasil, maka Anda perlu melakukan monitoring terhadap pelaksanaan K3 yang sesuai dengan aspek-aspek dalam regulasi dan kebijakan dari Pemerintah. Salah satunya dengan melakukan audit internal. 

Untuk melakukan Audit internal, Anda bisa menggandeng Laboratorium Lingkungan untuk melihat berbagai aspek kesehatan, keselamatan, dan lingkungan kerja untuk memberikan kenyamanan bagi para pekerja. 

Anda bisa menggandeng PT Advanced Analytics Asia (A3) Laboratories untuk melakukan proses monitoring K3 Konstruksi.

Hambatan Pelaksanaan K3 Konstruksi

Ada beberapa hambatan yang sering sekali terjadi di lapangan dalam pelaksanaan K3 di Industri konstruksi, seperti:

  • Terbatasnya pengetahuan mengenai K3
  • Kurang perhatian dan pengawasan
  • Ada anggapan K3 membuat biaya meningkat
  • Tanggung jawab K3 hanya pada kontraktor bukan pekerja
  • Kurang aktifnya Manajemen dalam melakukan edukasi kepada pekerja dan seluruh pihak yang terlibat.

Mengapa Penerapan K3 Penting?

Penerapan K3 sangat penting dilakukan untuk :

  • Memastikan dan menjaga agar semua pekerja yang beraktivitas di lingkungan kerja terlindungi dari risiko yang mengintai.
  • Meningkatkan kinerja para pekerja yang terlibat di lingkungan kerja konstruksi dengan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. 
  • Memastikan sumber-sumber produksi, baik itu peralatan maupun bahan habis pakai, terjaga dengan baik dan digunakan dengan aman, tepat guna, dan efisien. 

Kebijakan dan Regulasi Mengenai K3 Konstruksi

Pemerintah sebagai regulator telah memberikan kebijakan dan regulasi yang menjadi pedoman perusahaan konstruksi dalam menerapkan K3 di tempat proyek, yaitu:

  • UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
  • UU No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
  • UU No 40 Tahun 2004 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
  • Keputusan Presiden No 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit yang Timbul akibat Hubungan Kerja
  • Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
  • Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 5 Tahun 2018 Tentang K3 Lingkungan Kerja

Baca Juga: Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja

Kesimpulan

Penerapan K3 dalam industri konstruksi bukan sekedar formalitas belaka. Para pelaku konstruksi yang memiliki jabatan tinggi atas kebijakan perlu melakukan penerapan K3 Konstruksi dengan baik dan sesuai dengan regulasi dan kebijakan yang tersedia. 

Ketika Penerapan K3 Konstruksi dilakukan dengan tepat, maka Pengusaha akan mendapatkan keuntungan yang besar. Terhindar dari pengeluaran biaya-biaya kecelakaan kerja yang bisa saja terjadi. Selain itu, Anda juga bisa terhindar dari kerusakan alat-alat akibat dari kecelakaan kerja. Hal terpenting keselamatan dan kesehatan pekerja terjamin. 

Lakukan monitoring lingkungan kerja di lokasi konstruksi bersama dengan PT Advanced Analytics Asia (A3) Laboratories. Dapatkan penawaran menarik sekarang hanya melalui website Lab.id.

Tinggalkan Balasan